Biografi Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma
Di antara sahabat yang menjadi rujukan dalam tafsir bahkan imam di dalamnya dan memiliki hubungan dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama adalah Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Adz-Dzahabi rahimahullahu dalam Siyar A’laam an Nubala (3: 332) menyebutkan,
حبر الأمة ، وفقيه العصر ، وإمام التفسير
“Beliau adalah sumber rujukan umat muslim, sahabat yang paling paham agama di zamannya, dan seorang imam dalam tafsir.”
Berikut adalah biografi ringkas beliau,
[lwptoc]
Nama dan nasab beliau
Beliau memiliki nama Abul Abbas Abdullah bin Abbas (paman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama) bin Abdul Mutthallib bin Hasyim Al-Qurasy Al-Hasyimi Al-Makkiy. Sementara ibu beliau bernama Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits bin Hazn Al-Hilaliyah.
Kelahiran dan keislaman beliau
Beliau radhiyallahu ‘anhu lahir di tahun ke-3 sebelum peristiwa hijrah ke Madinah dan lahir di tengah kabilah yang dihormati oleh bangsa Arab yaitu Bani Hasyim.
Periwayatan hadis
Beliau meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Muadz bin Jabal, Abdurrahman bin Auf, Abu Sufyan Sakhr bin Harb, Abu Dzarr Al-Ghifary, Ubay bin Kaab, Zaid bin Tsabit, dan para sahabat yang lain. Dari dua sahabat terakhirlah beliau membacakan Al-Qur’an.
Sementara yang meriwayatkan hadis dari beliau di antaranya: Ali bin Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Ma’bad, Ikrimah, Kuraib, Abu Ma’bad Nafidz, Anas bin Malik, Abu At-Thufail, dan lain-lain. Bahkan, disebutkan dalam Tahdziib Al-Kamaal disebutkan bahwa perawi yang meriwayatkan hadis dari beliau mencapai 197 orang.
Pelajaran dari wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama kepada Abdullah bin Abbas
Dalam sebuah hadis, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma pernah mengatakan, “Suatu hari aku bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama. Kemudian beliau berpesan kepadaku,
يا غلام إني أعلمك كلمات: احفظ الله يحفظك، احفظ الله تجده تجاهك، إذا سألت فاسأل الله وإذا استعنت فاستعن بالله، واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك، ولو اجتمعت على أن يضروك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك، رفعت الأقلام وجفت الصحف
“Nak! Aku ajarkan kepadamu beberapa perkara. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika hendak meminta, maka mintalah hanya kepada Allah. Dan jika mencari pertolongan, maka carilah kepada Allah. Ketahuilah, bahwa seandainya semua orang bersatu padu ingin membantumu, maka hal tersebut tiada akan memberi manfaat, kecuali sebatas apa yang Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka ingin mencelakaimu, niscaya tiada yang mampu mencelakaimu, kecuali yang Allah tetapkan atasmu. Sungguh pena telah diangkat dan lembaran takdir telah mengering.” (HR. At-Tirmidzi 4: 667)
Dalam pesan hadis ini ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil:
Pertama: Pentingnya agar anak-anak juga bergaul dengan senior mereka untuk memotivasi mereka dalam menuntut ilmu dan memperbaiki akhlak mereka.
Kedua: Wasiat yang didengar oleh Abdullah bin Abbas langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama tidak hanya dikhususkan untuk beliau saja, melainkan untuk setiap kaum muslimin.
Ketiga: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama mengkhususkan beliau mendengarkan wasiat yang begitu berharga di usia Abdullah bin Abbas yang masih muda menunjukkan kepercayaan Nabi terhadap kecerdasan yang Allah berikan kepada Abdullah bin Abbas.
Baca Juga: Biografi Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma
Keutamaan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma
Di antara keutamaan beliau adalah:
Pertama: Diberikan wejangan pribadi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama sebagaimana poin sebelumnya.
Kedua: Didoakan langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama,
اللَّهُمِّ فَقِّهْهُ في الدِّينِ، وعلِّمْهُ التَّأويلَ
“Ya Allah, pahamkanlah ia akan agama dan ajarilah ia tafsir.” (HR. Ahmad no. 2879)
Ketiga: Merupakan sahabat Nabi yang diakui kepakarannya dalam masalah tafsir. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
“Orang yang paling paham tentang Al-Qur’an adalah Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma.” (Tafsir Ibn Katsir, 1: 13)
Wafatnya beliau
Para ulama berbeda terkait tahun wafatnya Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Sebagian menyebutkan tahun 68 H dan sebagian lain mengatakan 65 H. Namun, meninggalnya beliau merupakan kepedihan bagi kaum muslimin karena kehilangan salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama yang paham tentang Al-Qur’an dan pengamalannya. Ubay bin Kaab radhiyallahu ‘anhu mengatakan tentang beliau,
هذا يكون حبر الأمة أُوتي عقلاً وفهماً
“Ia adalah sosok yang menjadi panutan umat. Allah berikan pemahaman dan akal yang sempurna kepadanya.”
Semoga Allah meridainya.
Baca Juga: Biografi Syekh Abdul Qodir Jaelani
***
Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.
Artikel: Muslim.or.id
Artikel asli: https://muslim.or.id/83930-abdullah-bin-abbas.html